Cari

Selasa, 10 Juli 2012

Kayu Teras vs Kayu Gubal

Dalam memilih furniture, terutama furniture yang terbuat dari kayu ada baiknya bila Anda mengenal seluk beluk tentang kayu. Anda juga harus jeli membedakan mebel yang terbuat dari kayu berkualitas dan mana yang bukan. Jangan hanya menganggap bahwa mebel mahal pasti berkualitas!
Salah satu cara untuk mengetahui kualitas sebuah mebel kayu adalah dengan memperhatikan warna kayunya. Secara garis besar bagian-bagian kayu dibagi menjadi dua bagian, kayu teras (heartwood) dan kayu gubal (sapwood). Mungkin sebagian dari Anda merasa asing dengan dua kata tersebut. Apa sebenarnya perbedaan dari kedua jenis kayu tersebut.

Letak dan Warna
Bila Anda memotong sebuah batang kayu secara melintang, maka akan terlihat perbedaan warna bagian dalamnya. Warna kayu yang lebih gelap dan terletak pada inti sebuah batang pohon disebut kayu teras (heartwood). Sedangkan yang terletak lebih luar dari diameter batang adalah kayu gubal (sapwood). Biasanya orang-orang Jepara menyebutnya dengan Kayu Jati Non Putih (kayu teras) dan Kayu Jati Putih (kayu gubal). Tentu hal ini akan susah dibedakan bila ternyata furniture tersebut telah di-finishing dengan warna yang gelap.

Kepadatan
Kayu teras memiliki pori-pori yang lebih rapat dibandingkan kayu gubal, ini karena umur kayu teras lebih tua daripada kayu gubal. Hal ini membuat papan kayu teras memiliki kemungkinan menyusut lebih kecil. Secara mekanik lebih kuat. Rata-rata sekitar 65-75% dari radius kayu gelondongan merupakan kayu teras.
Kayu gubal sangat tidak direkomendasikan untuk diproses menjadi furniture untuk konstruksi karena memiliki rongga pori-pori yang lebih lebar sehingga nilai kekuatannya sangat lemah. Pun bila ingin tetap memanfaatkannya, maka tidak boleh digunakan pada bagian konstruksi (penopang) apalagi untuk outdoor furniture. Pada bagian tertentu bisa digunakan sebagai komponen pembantu, seperti panel, itupun apabila warna tidak menjadi masalah karena kayu gubal cenderung berwarna lebih terang.
Ada beberapa jenis kayu yang agak lebih susah untuk membedakan 2 bagian ini karena mereka memiliki warna yang hampir sama. Ada pula pada jenis kayu tertentu yang kayu gubalnya tetap bisa digunakan untuk membuat furniture karena memiliki kekerasan yang hampir sama dengan bagian kayu teras.

Daybed Sofa

Bentuk daybed sofa bisa dibilang jauh berbeda dari bentuk tiga sofa lainnya. Hal ini tidak mengherankan mengingat sofa ini lebih diperuntukkan sebagai tempat rebahan atau tiduran tapi bukan untuk menggantikan tempat tidur. Daybed sofa lazim digunakan saat kita butuh rileks sejenak di sela-sela kegiatan rutin kita, karena itu dinamakan daybed sofa.
Bentuk sofa ini memanjang, dengan lebar dan panjang yang cukup memadai untuk dijadikan tempat rebahan. Tidak seperti tiga sofa sebelumnya, daybed sofa tidak mempunyai punggung dan lengan yang penuh. Biasanya punggung sofa ini berupa bidang vertikal pendek yang sama tingginya dengan lengan sofa dan tidak dibuat penuh sepanjang sisinya. Lengan sofa pun Cuma ada di salah satu sisi. Dengan demikian kaki si pengguna tetap bebas berselonjor meskipun panjang sofa kurang memadai.
Banyak keuntungan yang Anda peroleh jika Anda memiliki bentuk sofa yang satu ini. Selain menjadi media untuk melepaskan kepenatan dan relaksasi, daybed sofa juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat duduk biasa. Jadi Anda tidak perlu takut kekurangan tempat duduk jika tiba-tiba kedatangan banyak tamu karena sofa ini bisa menampung setidaknya 3 orang. Letakkan daybed sofa di ruang duduk atau ruang kerja Anda!

Club Sofa

Club sofa merupakanbentuk yang paling banyak dikenal orang. Meskipun muncul di era yang sama dengan sofa chesterfield, bentuk club sofa berbeda dari chesterfield. Sofa ini memiliki lengan yang lebih rendah dari punggungnya. Hampir semua orang membayangkan bentuk club sofa apabila mendengar kata “sofa”.
Lengan sofa yang rendah pada club sofa memberikan keuntungan saat kita memakainya. Contohnya, kita bisa merebahkan kepala di atas lengan sofa saat ingin bersantai sambil tidur-tiduran atau kita bisa memanfaatkan lengan sofa sebagai tempat menyangga buku ketika kita sedang membaca.
Seperti dua bentuk sofa yang lain, modifikasi desain club sofa juga sangat dimungkinkan. Lengan sofa, misalnya, bisa didesain melingkar atau bulat, persegi, atau bentuk lain yang lebih inovatif. Sedangkan pelapisnya sebaiknya disesuaikan dengan gaya yang ingin ditampilkan tanpa mengabaikan faktor pengguna dan fungsi sofa itu sendiri.

Sofa Chesterfield

Bentuk ini lahir setelah camelback ditemukan, tepatnya pada era Victoria abad ke-19. Sofa chesterfield ditandai dengan punggung dan lengan sofa yang memiliki ketinggian sama. Pada awal kemunculannya, permukaan sofa chesterfield juga dilengkapi kancing yang dijahit sangat kencang dan dalam sehingga permukaan sofa tampak menggelembung.
Delembung yang terasa empuk tersebut dimaksudkan untuk mengeliminasi fungsi bantal hias atau cushion. Namun seiring dengan berkembangnya dunia desain furnitur, chesterfield kini tidak harus muncul dengan kancing-kancing. Tanpa efek gelembung dari kancing tersebut, kesan sofa justru tampak lebih modern. Selain dalam format two-seater dan seterusnya, sofa chesterfield juga kerap muncul dalam bentuk single sofa.
Sama halnya dengan sofa camelback, pilihan upholstery untuk sofa chesterfield pun sangat beragam, mulai dari sutera yang mewah sampai bahan denim yang kasual. Pilihan bisa disesuaikan dengan kesan yang ingin Anda munculkan. Kesan maskulin, misalnya, bisa dengan tegas diperlihatkan jika Anda memakai upholstery kulit-kulit asli atau sintetis berwarna hitam. Begitu pun soal gaya, sofa bentuk ini sangat sangat mudah dimodifikasi sehingga bisa dipakai untuk semua gaya inteior. Tinggal nanti ganti upholstery atau tambahkan throw dan.. jreng...jreng...! Jadilah sofa dengan gaya yang berbeda!

Sofa Camelback

Dari awal penciptaan sampai sekarang, bentuk sofa telah berkembang dan lebih bervariasi. Secara garis besar ada tiga macam bentuk sofa, yaitu camelback, chesterfiled, dan club sofa. Ketiga bentuk tersebut mempunyai keistimewaan sendiri-sendiri sehingga sampai saat ini masih diminati banyak orang.

Camelback
Sofa camelback adalah sofa yang memiliki sandaran atau punggung melengkung seperti punuk unta, karena itu sofa ini disebut camelback. Nama lain dari sofa ini adalah serpentine back sofa. Jumlah lengkungannya biasanya antara 1 sampai 3.
Bentuk sofa ini sudah lama muncul dan sampai sekarang masih banyak dipakai dalam dunia furniture dan desain interior. Bentuknya yang klasik menjadi daya tarik bagi orang yang menyenangi gaya formal dan konservatif. Meskipun sudah ada sejak abad ke-18, sekitar 250 tahun yang lalu, sofa camelback memiliki keistimewaan dalam hal bentuk sandaran yang memberikan kesan lebih ringan untuk furnitur sebesar sofa.
Keistimewaan sofa camelback yang lain adalah fleksibilitasnya dalam mempresentasikan berbagai macam gaya. Ia bisa menjadi sofa bergaya klasik dengan kaki atau rangka kayu berukir yang diekspos. Ia juga bisa tampil modern dengan desain kaki dan sandaran lengan yang telah dimodifikasi sehingga tampil lebih simpel. Pilihan upholstery-nya pun tidak terbatas. Anda bisa memilih upholstery polos atau bermotif, tergatung gaya yang ingin Anda tonjolkan. Sofa ini biasanya muncul dalam format two-seater sampai four-seater.

Perabot Menarik

Ingin perabot Anda tampil menarik dan tahan lama? Tentunya butuh perawatan yang lebih, tidak hanya sekedar memberi warna atau memberi lapisan. Anda perlu pelapis furniture untuk perabot kayu Anda. Karena fungsi finishing kayu sendiri tidak hanya memberi hasil akhir yang sesuai keinginan Anda, tetapi juga mampu membuat koleksi Anda menjadi awet, terlindung dari kerusakan dan gangguan rayap.
Jenis kayu juga sangat berperan dalam penentuan finishing, kayu dengan serat yang bagus akan sangat disayangkan bila ditutup dengan cat, karena keindahan serat akan tertutup sehingga menghilangkan keunikan dan keeksotisan kayu.
Pelapis sendiri terbagi menjadi  pelapis transparan (clear finish) dan pelapis non transparan (opaque finish). Anda akan belajar bersama-sama tentang kedua jenis pelapis ini dengan disertai kelebihan dan kekurangannya.

Kamis, 05 Juli 2012

Furniture Keluarga

Salah satu hal yang patut dipertimbangkan dalam membeli furniture adalah mengetahui dulu kebiasaan dan kebutuhan Anda dan keluarga pada setiap ruang. Karena setiap orang mempunyai karakter berbeda-beda dan kesukaan yang berbeda-beda. Setiap orang atau keluarga punya kebutuhan dan kebiasaan yang berbeda. Beberapa contoh berikut, mungkin bisa membantu untuk memberi gambaran.

Ruang tamu, jika Anda hanya membutuhkan ruang tamu semata untuk menerima tamu formal, ruang ini cukup diisi dua single chair, satu coffeetable dan credenza. Jika Anda punya kebiasaan langsung menerima tamu di ruang keluarga, maka lebih efektif jika ruang tamu sekaligus menjadi ruang keluarga. Di ruang ini, selain dua single chair, cofee table dan credenza (yang bisa difungsikan sebagai meja TV) perlu ditambahkan sofa dua atau tiga dudukan.

Ruang tidur, jika Anda terbiasa menjadikan ruangan ini semata untuk beristirahat, isi saja dengan ranjang, dua nakas, lemari pakaian, dan meja rias. Jika Anda punya kebiasaan bekerja di dalam kamar tidur, tentu perlu ditambahkan seperangkat meja-kursi kerja serta lampu baca. Terapkan rincian kebutuhan dan kebiasaan Anda pada ruang-ruang lainnya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...